Bangsa Portugis dan Spanyol merupakan pelopor penjelajahan samudera. Setelah menjelajahi dunia cukup jauh, kedua bangsa itu ingin menguasai dunia. Hal ini membuat Paus Yulius II turun tangan menyelesaikan perseteruan Portugis dan Spanyol. Akhirnya, dicapailah sebuah perjanjian yang dinamakan Perjanjian Tordesillas pada tahun 1494. Isi perjanjian Tordesillas menetapkan bahwa dunia dibagi ke dalam dua wilayah kekuasaan yang dibatasi oleh garis Tordesillas yang membentang dari kutub utara ke kutub selatan melalui Kepulauan Verde di sebelah barat benua Afrika. Atas dasar perjanjian Tordesillas, Spanyol diberi hak untuk melayari dan menguasai negeri-negeri di sebelah barat, sedangkan Portugis dapat menguasai negeri-negeri di sebelah timur.
Selanjutnya, Portugis ingin menguasai Ternate yang merupakan produsen utama rempah-rempah. Pada tahun 1512 Portugis berhasil mencapai Ternate. Namun, pada saat yang sama tiba-tiba muncul Spanyol yang sebelumnya telah bersekutu dengan Tidore. Hal ini tentu saja memunculkan perseteruan baru, sebab kedua bangsa itu sama-sama menuding telah melanggar perjanjian Tordesillas. Setelah terbetik berita tentang perseteruan itu, sekali lagi Paus turun tangan menengahi pertikaian kedua bangsa tersebut. Pada tahun 1528 dicapailah kesepakatan di kota Saragosa, Spanyol. Perjanjian Saragosa menetapkan bahwa garis Saragosa membagi dunia ke dalam dua wilayah kekuasaan yang dibatasi oleh meredian Jailolo di Irian. Dengan demikian Spanyol harus kembali ke Filipina, sedangkan Portugis dapat leluasa menguasai wilayah Maluku.
Tujuan kedatangan bangsa Portugis dan Spanyol ke Indonesia yakni seperti umumnya dilakukan negara-negara imperialisme kuno, yaitu:
a. Gold, yaitu mencari emas atau mencari kekayaan.
b. Glory, yaitu mencari kejayaan dan kekuasaan.
c. Gospel, yaitu menyebarkan agama Kristen.
Source: www.id.shvoong.com
0 komentar:
Post a Comment